Rabu, 07 Oktober 2009

Rencana Stategis Pembangunan di Meranti, Menuju Kabupaten Maju


Es beno (bangasbersorak)

Setelah Meranti pisah dari Bengkalis, hari hari kerisauan yang muncul adalah bagaimana nasib kabupaten baru ini kedepan. Mungkin saja hal itu muncul seketika melihat kabupaten ini belum sepenuhnya punya gizi yang cukup untuk melakukan pembangunan.



Meski memang, jalan untuk menuju roma tidak satu. Sebab Meranti tidaklah begitu miskin jika dibandingkan kabupaten lain di Indonesia. Sumberdaya alamnya masih bisa diandalkan.

Kita bisa bercermin dengan Gorontalo di Sulawesi dan Jembarana di Bali. Kedua daerah itu punya cerita yang berbeda, Gorontalo sebagai provinsi baru dulunya juga mayoritas penduduknya miskin. Tapi dengan keuletan pemimpinnya yang Gorontalo berubah, bahkan dikenal dunia sebagai penghasil jagung. PDRB daerahnya juga meningkat.

Begitu juga Jembarana mendapat apresiasi dari NGO internasional dengan kemampuan managerial kepemimpinan yang transparan dan pro rakyat. Meski pendapatan daerahnya kecil, urusan pelayanan masyarakat seperti kesehatan dan pendidikan menjadi bagian utaman. Kabuapaten ini juga mampu tumbuh ditengah kkemiskinan.

Kalau Meranti, mungkin nasibnya lebih baik. Daerah ini selama ratusan tahun sudah menjadi daerah transito perdagangan. Kalau saat ini sumber dana untuk pembangunan kurang, masih banyak cara untuk melakukan pembangunan dengan mencari dana baik dari APBN atau program pemerintah kabupaten induk.

Misalkan untuk proyek infrastruktur, masih bisa digesa dari anggaran yang tertuang dalam buku lintang Bengkalis. Proyek infrastruktur Meranti tentu tidak sedikit, banyak yang masih belum selesai dan perlu digesa sehingga saat kabupaten ini sudah mandiri, beban pembangunan masih bisa dilanjutkan untuk pembenahan infrastruktur yang lain.

Tentu saja ini bisa dilakukan, sebab saat ini masih ada perwakilan dewan yang berasal dari daerah pemilihan di Meranti yang masih duduk manis di rumah dewan Bengkalis. Pada merekalah harapan rakyat itu kita tuangkan.

Apalagi beberapa proyek nasional ada di Meranti, seperti rencana pembuatan dermaga penyeberangan roll-on roll of Kampung Balak Desa Tanjung Peranap di kecamatan Tebing Tinggi, proyek ini masuk dalam anggran APBN.

Jembatan roro ini menjadi pintu masuk mobilitas dan pembukaan akses Meranti lebih luas. Sebab kabuapaten Kepulauan Meranti merupakan daerah kepulauan, akses menuju ke daerah saat ini hanya bisa ditempu melalui laut. Jadi wajar saja antar beberapa daerah masih jauh terisolasi sehingga pembangunan juga berjalan lambat.

Tentu saja yang sangat diharapkan, realisasinya bisa dilakukan. Jika pembangunan ini terialisasi, maka jalur penghubung antara ibukota provinsi dengan Kabupaten Kepaulauan Meranti dapat dijangkau dengan jalan darat. Tentu saja ini akan membawa multiplier effect untuk munculnya geliat ekonomi di akar rumput. Masyarakat dengan mudah bisa membawa beragam hasil bumi untuk dijual di pusat ibukota atau sebaliknya, ongkosnya pun dijamin lebih hemat.

Selain itu proyek nasional yang ada di Meranti adalah proyek elektrifikasi listrik. Meranti dan beberapa pulau terutama Pulau Padang mendapat mega proyek pembangunan pembangkit listrik. Jika ini dilakukan bisa untuk menggairahkan iklim investasi. Sebab Meranti masih kaya sumberdaya alam yang bisa dihasilkan untuk menggerakkan industri.

Proyek listrik yang masuk program PLN Riau Kepri itu antara lain PLTU 2x7 MW Selatpanjang sekarang sudah ditangani PT. Bousted Maxitherm Indtrs, target opresi proyek ini pada 2010 akan selesai. Kemudian sewa PLTD MFO 1x6 MW di Selatpanjang, saat ini juga proses Pelelangan, rencana operasi ditargetkan tahun ini. Tapi tidak tahu seperti apa perkembangan proyek ini sekarang. Sementara mega proyek listri di Bengkalis yakni PLTD MFO 1x6 MW Bengkalis, yang masih proses pelelangan, Rdan PLTU 2x10 MW Bengkalis, PT. Modaco Enersys, maksimum operasi 2010 ini mungkin proyeknya di Pulau Padang.

Sebab dari wacana yang muncul mega proyek PLTU di Pulau Padang itu dikolaborasi dengan operasi PT Kondur Petrolium yang menghasilkan gas. Artinya jika gas dari perusahaan minyak yang beropresi diokondur itu dilakukan rencananya juga selain untuk membantu lifting juga untuk masyarakat. Kemungkinan besar mega proyek pembangunan listrik ini bisa dilakukan, sebab dalam agenda besar Badan Pelaksana Minyak dan Gas (BP Migas) untuk penyediaan gas akan diprioritaskan untuk perusahaan minyak yang melakukan ekplorasi. Jadi kalau rencana gas untuk lifting bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik masyarakat.
Mungkin saja dua mega proyek pembukaan infrastruktur dan listrik ini menjadi angin segar untuk pertumbuhan Meranti menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi baru di Riau. Apalagi Meranti saat ini terkenal sebagai penghasil sagu terbesar. Kepala Disperindag Riau Herliyan Shaleh pernah mengenalkan dengan menteri Perindustrian Maria Elka Pangestu bahwa hasil sagu di Riau banyak diolah di Cirebon.
Dari luas tanaman sagu di Riau sudah mencapai 61 ribu hektare, sebagain besar dihasilkan dariu Meranti. Tapi pembudidayaan tanaman ini masih dilakukan masyarakat secara swadaya dan belum optimal.
Saat ini satu-satunya perusahaan yang tertarik mengembangkan sagu di Riau adalah PT National Timber and Forest Product (NTFP) dari kelompok Siak Raya Grup. Perusahaan ini akan merealisasikan HTI sagu di Riau. Kabarnya, PT NTFP merealisasikan HTI sagu untuk bahan baku pengganti pangan dan ethanol. Sejak 1994 silam, perusahaan itu sudah mengantongi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK) dari Menteri Kehutanan RI. Bahkan pada 1995 sudah mengantongi rekomendasi dari Gubernur Riau, untuk mengelola lahan sagu seluas 19.900 hektare di Selatpanjang.

Jadi jika terealisasi produksi sagu yang dihasilkan bisa mencapai 110 ton per hektare. Asumsi ini diperkirakan jika setiap tahun perusahaan itu bisa menebang sagu sebanyak 1.000 hektare. Ini bisa menjadi potensi untuk pengembangan investasi yang lebih besar.

Oh ya balik ke cerita rencana pembangunan dermaga Roro, ternyata Meranti punya ambisi untuk membuat sejumlah roro lain untuk menghubungkan antara pulau. Seperti antara Tebing Tinggi dengan Pulau Merbau seperti di Penyeberangan Semukut –Alai. Penyebarangan Pulau Merbau- Pulau Padang yakni dibangun pembangunan roro di Desa ketapang- Merantibunting serta Pulau Tebing Tinggi- Pulau Rangsang, serta usulan pembangunan dermaga penyeberangan ujung timur Pulau Tebing Tinggi yakni Desa Mengkikip menuju Desa Sungai Rawa Kecamatan Sungai Apit, Siak dan Pulau Padang-Bengkalis.

Jika realisasi ini bisa dilakukan otomatis, kerisauan untuk bagaimana nasib Meranti kedepan tidak akan ada lagi. Sebab jika isolasi dibuka, semua mata akan terbuka untuk mengeksplorasi kekayaan sumberdaya alam di Meranti. Semua orang sekarang masih berharap, Meranti pasti bisa

1 komentar:

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
blog ini akan menggairahkan kembali tradisi tulis menulis tentang melayu