Selasa, 13 Oktober 2009

Penerimaan CPNS Meranti, Eksodus Bakal Terjadi?


es beno (bangasbersorak)

Mungkin kali ini yang ramai menjadi pembicaraan berbagai kalangan di Meranti saat ini terkait penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) priode tahun 2009. Sebab priode ini merupakan priode pertama pertama kali bagi Meranti melakukan rekrutmen tenaga struktural di daerahnya.


Memang pembicaraan tidak jauh-jauh disebabkan muncul pertanyaan apakan pada priode penerimaan tahun ini, pemerintah setempat yang memiliki kewenangan untuk menyiapkan tim penerimaan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan daerah. Tentu saja harapannya dua, memberi kesempatan kepada putra putri tempatan yang terbaik dan orang orang yang profesional dan berjiwa tulus untuk mengabdi. Untuk itu, agar harapan itu tercapai, maka perlu desakan agar penerimaan kali ini harus disterilkan dari kepentingan-kepentingan sepihak. Hilangkan unsur KKN yang masih membabi buta dan selalu terjadi dibanyak tempat. Sebab hal itu tidak ada gunanya.

Kita bisa menyaksikan dengan kasat mata, aparatur yang dipilih secara tidak adil sudah membuat banyak pihak kecewa. Sebab tidak mungkin cara penerimaan dengan pragmatis akan mendapatkan sumberdaya manusia dan aparatur yang terbaik. Tapi mungkin saja akan dihasilkan juga SDM dan aparatur yang pragmatis, sehinggga secara akumulatif menciptakan orang orang pelayan masyarakat yang tidak tulus. Tentu saja hal ini tidak kita harapkan.

Untuk itu, pada saja penerimaan kali ini menjadi cobaan untuk pimpinan Meranti dan aparat terbaru. Penerimaan CPNS mutlak harus dilakukan secara adil, tidak layak juga pada kesempatan penerimaan kali ini dijadikan momentum untuk cari kepentingan sesaat. Katakanlah untuk menaikan bergaining dari para elit, misalkan semacam didagangkan untuk kepentingan kepentingan tertentu.

Kita tidak mau juga dengar ada proses penerimaan dilakukan dengan cara-cara curang, sehingga secara tidak langsung menghilangkan kesempatan dan hak untuk orang orang terbaik untuk menjadi pengabdi di Meranti.

Sebab lain betapa pentingnya standarisasi secara independen untuk rekturmen CPNS Meranti ini didasarkan karena Meranti saat ini butuh aparatur yang siap majukan Meranti. Meranti tentu saja tidak butuh orang-orang yang hobi ”ngadem” dan ”terperam” di belakang meja. Meranti juga tidak butuh pegawai pemalas yang datang ke kantor lambat tapi pulang cepat. Tapi Meranti saat ini membutuhkan SDM yang cerdas dan kreatif yang bisa menyumbangkan pemikiran dan pengabdikan sepenuhnya untuk kemajuan Meranti.

Kita tidak mau apa yang sekarang kita saksikan, takutnya tidak hanya elit elit Meranti yang bermain. Elit elit dari daerah lain juga ikut menyusup untuk memasukkan anak anak dan saudaranya diterima melalui rekritmen kali ini. Mungki saja kita bisa saksikan akhir akhir ini, eksodus anak anak luar ke Meranti semakin intens, sebab pemikiranya sebagai kabupaten baru kesempatan penerimaan CPNS tentu semakin besar.

Ini juga mestinya dilihat secara lihai, kita tidak mau Meranti juga dijadikan tempat untuk penerimaan orang-orang yang tidak berguna, sehingga ketika dituntut lebih untuk memberi pelayanan di Meranti malah mereka ingin pindah dan mutasi lagi ke daerah asal.

Pendek kata, kita tidak mau penerimaan kali ini menjadi catatan hitam untuk Meranti, sebab kabupaten ini masih punya masa depan yang panjang, semoga. (*)


Pembagian Kuota CPNS Riau 2009
No Kabupaten dan Kota Jumlah
1 Pekanbaru 455
2 Bengkalis 700
3 Kampar 650
4 Rokan Hulu 654
5 Rokan Hilir 690
6 Indragiri Hulu 612
7 Indragiri Hilir 591
8 Kuantan Singingi 524
9 Pelalawan 634
10 Siak 616
11 Dumai 532
12 Kepulauan Meranti 506
13 Pemprov Riau 631
Jumlah 7.795
Sumber: BKD Riau 2009

selengkapnya......

Rabu, 07 Oktober 2009

Rencana Stategis Pembangunan di Meranti, Menuju Kabupaten Maju


Es beno (bangasbersorak)

Setelah Meranti pisah dari Bengkalis, hari hari kerisauan yang muncul adalah bagaimana nasib kabupaten baru ini kedepan. Mungkin saja hal itu muncul seketika melihat kabupaten ini belum sepenuhnya punya gizi yang cukup untuk melakukan pembangunan.



Meski memang, jalan untuk menuju roma tidak satu. Sebab Meranti tidaklah begitu miskin jika dibandingkan kabupaten lain di Indonesia. Sumberdaya alamnya masih bisa diandalkan.

Kita bisa bercermin dengan Gorontalo di Sulawesi dan Jembarana di Bali. Kedua daerah itu punya cerita yang berbeda, Gorontalo sebagai provinsi baru dulunya juga mayoritas penduduknya miskin. Tapi dengan keuletan pemimpinnya yang Gorontalo berubah, bahkan dikenal dunia sebagai penghasil jagung. PDRB daerahnya juga meningkat.

Begitu juga Jembarana mendapat apresiasi dari NGO internasional dengan kemampuan managerial kepemimpinan yang transparan dan pro rakyat. Meski pendapatan daerahnya kecil, urusan pelayanan masyarakat seperti kesehatan dan pendidikan menjadi bagian utaman. Kabuapaten ini juga mampu tumbuh ditengah kkemiskinan.

Kalau Meranti, mungkin nasibnya lebih baik. Daerah ini selama ratusan tahun sudah menjadi daerah transito perdagangan. Kalau saat ini sumber dana untuk pembangunan kurang, masih banyak cara untuk melakukan pembangunan dengan mencari dana baik dari APBN atau program pemerintah kabupaten induk.

Misalkan untuk proyek infrastruktur, masih bisa digesa dari anggaran yang tertuang dalam buku lintang Bengkalis. Proyek infrastruktur Meranti tentu tidak sedikit, banyak yang masih belum selesai dan perlu digesa sehingga saat kabupaten ini sudah mandiri, beban pembangunan masih bisa dilanjutkan untuk pembenahan infrastruktur yang lain.

Tentu saja ini bisa dilakukan, sebab saat ini masih ada perwakilan dewan yang berasal dari daerah pemilihan di Meranti yang masih duduk manis di rumah dewan Bengkalis. Pada merekalah harapan rakyat itu kita tuangkan.

Apalagi beberapa proyek nasional ada di Meranti, seperti rencana pembuatan dermaga penyeberangan roll-on roll of Kampung Balak Desa Tanjung Peranap di kecamatan Tebing Tinggi, proyek ini masuk dalam anggran APBN.

Jembatan roro ini menjadi pintu masuk mobilitas dan pembukaan akses Meranti lebih luas. Sebab kabuapaten Kepulauan Meranti merupakan daerah kepulauan, akses menuju ke daerah saat ini hanya bisa ditempu melalui laut. Jadi wajar saja antar beberapa daerah masih jauh terisolasi sehingga pembangunan juga berjalan lambat.

Tentu saja yang sangat diharapkan, realisasinya bisa dilakukan. Jika pembangunan ini terialisasi, maka jalur penghubung antara ibukota provinsi dengan Kabupaten Kepaulauan Meranti dapat dijangkau dengan jalan darat. Tentu saja ini akan membawa multiplier effect untuk munculnya geliat ekonomi di akar rumput. Masyarakat dengan mudah bisa membawa beragam hasil bumi untuk dijual di pusat ibukota atau sebaliknya, ongkosnya pun dijamin lebih hemat.

Selain itu proyek nasional yang ada di Meranti adalah proyek elektrifikasi listrik. Meranti dan beberapa pulau terutama Pulau Padang mendapat mega proyek pembangunan pembangkit listrik. Jika ini dilakukan bisa untuk menggairahkan iklim investasi. Sebab Meranti masih kaya sumberdaya alam yang bisa dihasilkan untuk menggerakkan industri.

Proyek listrik yang masuk program PLN Riau Kepri itu antara lain PLTU 2x7 MW Selatpanjang sekarang sudah ditangani PT. Bousted Maxitherm Indtrs, target opresi proyek ini pada 2010 akan selesai. Kemudian sewa PLTD MFO 1x6 MW di Selatpanjang, saat ini juga proses Pelelangan, rencana operasi ditargetkan tahun ini. Tapi tidak tahu seperti apa perkembangan proyek ini sekarang. Sementara mega proyek listri di Bengkalis yakni PLTD MFO 1x6 MW Bengkalis, yang masih proses pelelangan, Rdan PLTU 2x10 MW Bengkalis, PT. Modaco Enersys, maksimum operasi 2010 ini mungkin proyeknya di Pulau Padang.

Sebab dari wacana yang muncul mega proyek PLTU di Pulau Padang itu dikolaborasi dengan operasi PT Kondur Petrolium yang menghasilkan gas. Artinya jika gas dari perusahaan minyak yang beropresi diokondur itu dilakukan rencananya juga selain untuk membantu lifting juga untuk masyarakat. Kemungkinan besar mega proyek pembangunan listrik ini bisa dilakukan, sebab dalam agenda besar Badan Pelaksana Minyak dan Gas (BP Migas) untuk penyediaan gas akan diprioritaskan untuk perusahaan minyak yang melakukan ekplorasi. Jadi kalau rencana gas untuk lifting bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik masyarakat.
Mungkin saja dua mega proyek pembukaan infrastruktur dan listrik ini menjadi angin segar untuk pertumbuhan Meranti menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi baru di Riau. Apalagi Meranti saat ini terkenal sebagai penghasil sagu terbesar. Kepala Disperindag Riau Herliyan Shaleh pernah mengenalkan dengan menteri Perindustrian Maria Elka Pangestu bahwa hasil sagu di Riau banyak diolah di Cirebon.
Dari luas tanaman sagu di Riau sudah mencapai 61 ribu hektare, sebagain besar dihasilkan dariu Meranti. Tapi pembudidayaan tanaman ini masih dilakukan masyarakat secara swadaya dan belum optimal.
Saat ini satu-satunya perusahaan yang tertarik mengembangkan sagu di Riau adalah PT National Timber and Forest Product (NTFP) dari kelompok Siak Raya Grup. Perusahaan ini akan merealisasikan HTI sagu di Riau. Kabarnya, PT NTFP merealisasikan HTI sagu untuk bahan baku pengganti pangan dan ethanol. Sejak 1994 silam, perusahaan itu sudah mengantongi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK) dari Menteri Kehutanan RI. Bahkan pada 1995 sudah mengantongi rekomendasi dari Gubernur Riau, untuk mengelola lahan sagu seluas 19.900 hektare di Selatpanjang.

Jadi jika terealisasi produksi sagu yang dihasilkan bisa mencapai 110 ton per hektare. Asumsi ini diperkirakan jika setiap tahun perusahaan itu bisa menebang sagu sebanyak 1.000 hektare. Ini bisa menjadi potensi untuk pengembangan investasi yang lebih besar.

Oh ya balik ke cerita rencana pembangunan dermaga Roro, ternyata Meranti punya ambisi untuk membuat sejumlah roro lain untuk menghubungkan antara pulau. Seperti antara Tebing Tinggi dengan Pulau Merbau seperti di Penyeberangan Semukut –Alai. Penyebarangan Pulau Merbau- Pulau Padang yakni dibangun pembangunan roro di Desa ketapang- Merantibunting serta Pulau Tebing Tinggi- Pulau Rangsang, serta usulan pembangunan dermaga penyeberangan ujung timur Pulau Tebing Tinggi yakni Desa Mengkikip menuju Desa Sungai Rawa Kecamatan Sungai Apit, Siak dan Pulau Padang-Bengkalis.

Jika realisasi ini bisa dilakukan otomatis, kerisauan untuk bagaimana nasib Meranti kedepan tidak akan ada lagi. Sebab jika isolasi dibuka, semua mata akan terbuka untuk mengeksplorasi kekayaan sumberdaya alam di Meranti. Semua orang sekarang masih berharap, Meranti pasti bisa

selengkapnya......

Senin, 05 Oktober 2009

Serpihan Cerita Perjuangan Meranti


es beno (bangasbersorak)
Beberapa tokoh Meranti mengatakan usulan pemekaran kabupaten kepulauan Meranti sudah bermula sejak puluhan tahun silam. Namun usulan itu lama kelamaan tidak tersampaikan, namun semangat itu kembali muncul saat 1999, mencuat setelah genderang otonomi daerah mulai menjadi ikon bariu dalam tata negara indonesia. Gerakan-gerakan pembentukan Meranti begitu masif, tapi usaha itu lunglai, baru puncak gerakan itu muncul kembalai sepanjang medio 2007 dan 2008.

Pada medio itu, geraan seakan mengakar. Aktivitas masyarakat beberapa kali seakan lumpuh. Massa beberapa sepakat turun ke jalan menyuarakan untuk segera pisah dari Bengkalis. Wacana pisah begitu menggelora, pekikannya sampai terdengar di rumah rakyat di Senayan.

Tapi beberapa kali pertemuan di tingkat legislatif di Jakarta, usulan pemekaran Meranti bolak balik menemukan jalan buntu. Namun jalan panjang itu kemudian berbuah manis, sekan mendapat angin segar setelah Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemekaran disepakati.

Massa di daerah sepertinya tidak pernah lelah, beberapa kali pekikan agar pisah dari Bengkalis terus menguat. Bahkan seperti detik detik mencekam, beberapa pekan di Selatpanjang, massa turun secara massif dan terus mendesak pembentukan kabupaten baru.

Tidak hanya itu, beberapa tokoh dan ratusan massa penggerak pembentukan Meranti merangsek ke Pekanbaru, ibukota provinsi Riau untuk menemui gubernur Riau dan menyuarakan melakukan diplomasi mendesak percepatan pengesahan RUU pemekaran kabupaten Meranti menjadi UU.

Tentu saja isu pemekaran saat itu, tidak hanya ramai di Selatpanjang. Saudara jauh Mandau juga melakukan berbagai gerakan untuk pisah dari Bengkalis. Dan mungkin saja isu pemekaran ini dinanti oleh daerah daerah lain di Indonesia.

Sepertinya, bagi sebagian tokoh Meranti, tidak ada alasan untuk kabupaten Bengkalis dan pemerintah menolak pemekaran. Persyaratan administratif daerah ini cukup terdiri dari empat kecamatan, berbeda dengan Mandau yang saat itu menuntut pemekaran tapi belum dinyatakan cukup secara administratif.

Dahulu pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis pernah mereko¬mendasikan pemekaran daerah untuk Meranti. Bahkan Bupati Bengkalis, Syamsurizal pernah menjadi pengurus pembentukan Kabupaten Meranti.

Perjalanan terus berlalu, hingga sampailah momentum paling tepat untuk memunculkan gerakan pisah dari Meranti. Kala itu iklim politik di provinsi memanas, Gubernur dan Wakil gubernur Riau diisukan akan melakukan pertarungan terbuka saat Pilkada Gubernur. Wakil Gubernur Riau waktu itu, Wan Abu bakar merupakan anak jati asal Selatpanjang, dalam beberapa pernyataan politiknya juga mendukung Pemekaran Meranti.

Situasi berubah ketika Wan Abu bakar menyatakan diri tidak mencalonkan diri saat detik detik terakhir pedaftaran calon gubernur di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau. Bahkan secara politis DPD I Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Riau mendukung partai Golkar untuk koalisi mencalonkan Rusli Zainal.

Masa masa sempit itu, saat Wan Abubakar meminpin sebagai Plt Gubernur, karena gubernur incumben ikut suksesi. Berbagai situasi akhirnya bisa memaksa dan memunculkan gairah untuk mendesak pemekaran kepulauan kabupaten Meranti. Apalagi saat itu, Ketua DPRD Provinsi Riau Chaidir juga secara politis mendukung pembentukan kepulauan kabupaten Meranti.

Setelah rekomendasi pembentukan kabupaten Meranti langsung dilakukan gubernur Riau dan Anggota DPRD Riau. Pembentukan kabupaten Kepulauan Meranti nyaris tidak terbendung. Secara politis, desakan juga menguat dari beberapa politisi di Senayan, Jakarta.

Pendek cerita, penantian panjang akhirnya berakhir, sidang paripurna ke 17 tahun 2008 memastikan RUU Meranti disahkan menjadi UU Meranti. Gagap gempita kegempiran meluah diantara lama dan peliknya perjuanga. Kepastian muncul dan akhirnya tanggal 16 Januari 2009 disahkan UU nomor 12 tahun 2009 dan resmi berdiri kabupaten Kepulauan Meranti.

Perjuangan kemudian bergulir untuk membangun kanbupaten yang memiliki luas 3.707,84 km² jumlah penduduk 204.579 (2007) jumlah jiwa 55 jiwa/km², terdiri dari 5 kecamatan, 5 kelurahan dan 70 desa. Awalnya tarik ulur siapa yang akan memimpin Meranti berikutnya menjadi nuansa politis berbeda. Spekulasi politik kembali memanas, kabupaten, provinsi dan tokoh pembentuk kabupaten Meranti sama sama memasang kuda kuda untuk mengusulkan wakilnya. Masa masa itu sedikit penuh kecamuk, beberapa tokoh kecamatan malah membuat suasana panas ketika secara terbuka menolak bergabung dengan Meranti.

Suasana mereda, setelah secara resmi anak asal Pujut Syamsuar yang juga pernah berkhitmat di kabupaten Siak ditunjuk memimpin Meranti. Perlahan lahan, Syamsuar diterima masyarakat dari beragam kalangan, susul menyusul kemudian perayaan dan kenduri Meranti berpindah dari satu desa ke desa lain. Di sebalik itu masyarakat tetap berharap, kabupaten yang seumur jagung ini menjadi kabupaten yang penuh ”mawaddah warahmah” sesuai niat dan harapan semua kalangan untuk menjadi kabupaten yang lebih madani.

selengkapnya......

berita kampung


Ingsyaallah nanti di kolom blog "Meranti" ini ade semua kabar tentang kampung. jadi anak anak Meranti perantauan dimanepun dapatlah sikit sikit nengok perkembangan kampung. Kalau bisa nanti ade kolom "punye kite semue" isinye siapapun nak nyumbangkan tulisan tentang "Meranti" kita terima dan kita sampaikan. sumbangan pikiran sangat penting untuk membuat kampung maju.

selengkapnya......

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
blog ini akan menggairahkan kembali tradisi tulis menulis tentang melayu